Mengenali 5 Bahasa Cinta dalam Psikologi

Penulis Gary Chapman memopulerkan bahasa cinta yang terangkum dalam buku Five Love Languages (1995).

Mengutip laman The University of Arizona Global Campus dalam buku Five Love Languages, Gary Chapman memerinci ungkapan di balik komunikasi cinta untuk berbagai jenis hubungan, keluarga, teman, pasangan.

1.

Pemberian hadiah Chapman menekankan bahasa cinta primer dan sekunder.

Itu mencerminkan pemberian cinta dan menerimanya.

Bahasa cinta ini individu mengidentifikasi diri melalui bentuk komunikasi mengungkapkan dan merasakan cinta melalui pemberian hadiah.

Tindakan memberikan hadiah, mulai dari memikirkan, pemilihan barang mewakili hubungan.

Pemberian memunculkan perasaan kasih sayang terhadap orang lain.

Ada keuntungan psikologis dari memberi dan menerima.

“Memberi hadiah meningkatkan perasaan puas dan membantu memperkuat hubungan dengan saling mengakui secara positif,” kata ahli psikologi Jeral Kirwan.

2.

Waktu berkualitas Psikologi di balik ekspresi cinta ini memiliki penekanan kualitas dibanding kuantitas.

Mengutip Psychology Today, ekspresi ini menghabiskan waktu yang bermakna dengan pasangan.

Misalnya duduk di sofa, lalu saling memandang dan berbicara.

Waktu berkualitas bisa menjadi bahasa cinta yang diungkapkan oleh siapa saja dan menemukan cara untuk mengekspresikannya.

3.

Sentuhan fisik Mengutip Simply Psychology, bahasa cinta sentuhan merasakan kasih sayang melalui fisik.

Sentuhan sangat penting untuk memperkuat hubungan romantis.

Kasih sayang taktil berhubungan timbal balik pasangan.

Penyelesaian konflik lebih mudah dengan kasih sayang fisik termasuk pelukan, genggaman, dan merangkul.

4.

Kata-kata yang menguatkan Kata-kata yang menguatkan mencakup komunikasi verbal yang mendorong, afirmatif, aktif, dan apresiatif bisa lewat pesan lisan dan tulisan.

Psikolog Michelle Rosser-Majors menjelaskan, afirmasi positif memastikan lebih dari sekadar perasaan yang baik untuk yang menerimanya.

Menurut dia, manusia berkeinginan untuk merasa kompeten dan dihargai.

Kata-kata positif memiliki kekuatan seperti itu memuat fondasi kukuh yang dibutuhkan.

“Itu untuk membangun hubungan yang kuat dan produktif menggemakan jalur komunikasi yang jelas.” Kata-kata yang menguatkan seperti cinta, damai, dan kasih meningkatkan fungsi otak.

Berbicara dan mendengar kata-kata positif lebih sering dibanding negatif bisa mengaktifkan pusat motivasi otak.

5.

Melayani Tindakan pelayanan cara lain memberikan cinta dan merasa dicintai.

Psikologi di baliknya sesuatu yang mungkin bisa dihubungkan, seperti perasaan hangat dari tindakan tanpa pamrih ini.

Michelle Rosser-Majors menjelaskan, melayani orang lain merupakan jenis kepemimpinan relasional.

Menurut dia pemimpin sejati melayani orang lain sebelum diri sendiri.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *