Mengenal Pinjol, Jenis, dan Cara Membedakan Pinjol Legal dan Ilegal

Secara ringkas, pinjol merupakan singkatan dari pinjaman online, tetapi apa itu pinjol jika diamati secara mendalam tidaklah begitu sederhana.

Sebab banyak orang yang terbuai dengan kemudahan sistem perkreditan berbasis daring ini.

Hingga muncul banyak pemberitaan mengenai masyarakat yang terjerat bunga pinjol.

Maraknya penggunaan pinjol di Indonesia adalah imbas dari perkembangan teknologi yang kian pesat.

Tak perlu datang ke bank dengan memberikan jaminan surat berharga.

Hanya bermodalkan foto selfie memegang e-KTP, pencairan dana hanya sekejap saja dilakukan.

Karena tergiur dengan proses cepat, tak jarang beberapa orang harus jatuh ke dalam jurang utang yang tiada henti.

Apabila Anda berniat untuk meminjam uang melalui pinjol.

Ada baiknya untuk mengetahui arti, jenis, serta cara membedakan pinjol ilegal dan llegal terlebih dahulu.

Pinjol adalah perusahaan perseroan ataupun milik perseorangan yang bergerak di bidang kredit secara online.

Ada pinjol yang mengharuskan untuk download aplikasi terlebih dahulu, mengunjungi website, melalui media sosial, juga ada yang hanya mengandalkan komunikasi via chat.

Calon peminjam tidak perlu menyertakan surat aset seperti sertifikat tanah, slip gaji, dan barang bernilai jual tinggi lainnya.

Perjanjian antara calon peminjam dan pihak pinjol tidak wajib dilakukan dengan tatap muka langsung.

Biasanya pinjol meminta nomor kontak orang yang dijadikan penjamin, seperti orang tua, pasangan, dan saudara kandung.

Tidak ada proses survei untuk menentukan apakah pengajuan pinjaman dinyatakan lolos atau tidak.

Kendati sangat memudahkan, beberapa pinjol akan melancarkan berbagai macam cara apabila si peminjam gagal bayar tepat waktu.

Pinjol tidak segan meneror dengan menelpon berulang kali baik kepada peminjam ataupun penjamin.

Beberapa di antara mereka tidak sopan dan berbuat fitnah seperti mengumbar aib atau mengedit foto peminjam menjadi objek pornografi.

Dengan bunga yang terkadang tidak masuk akal, seakan peminjam dibuat dengan sengaja agar tidak mampu melunasi utang.

Akhirnya besaran denda semakin menumpuk dan mencekik si peminjam.

Sebagian pinjol juga tidak ragu untuk mengirimkan debt collector ke depan rumah dan bertindak kasar.

Maka tidak mengherankan jika pinjol juga disandingkan dengan rentenir versi online.

Meskipun secara garis besar, pinjol memiliki tujuan yang sama yakni meminjamkan uang kepada klien.

Ternyata pinjol juga mempunyai beberapa jenis, diantaranya: Pinjol ini menawarkan pinjaman uang yang langsung cair ke rekening pribadi kurang lebih 24 jam.

Tanpa adanya agunan, uang yang diperoleh bisa digunakan untuk segala kebutuhan sang peminjam.

Besaran pinjaman berkisar antara 500.000 rupiah sampai 3 juta rupiah.

Limit yang diberikan memang tidak terlalu besar supaya peminjam dapat menyelesaikan tenor dalam jangka waktu singkat.

Skala usaha tingkat UMKM yang berjuang untuk bertahan dari banyaknya pesaing biasanya masih membutuhkan banyak modal.

Alhasil, seringkali pinjol menjadi jawaban instan dari kebutuhan dana usaha.

Pengusaha kecil kerap menghadapi kendala jika mengajukan pinjaman ke bank.

Pinjaman ini dikhususkan untuk membeli barang elektronik seperti laptop dan smartphone.

Masyarakat yang tidak mempunyai kartu kredit akan merasa terbantu dengan adanya jenis pinjaman ini.

Sesungguhnya, untuk membedakan pinjol resmi dan tidak resmi bukan perkara sulit.

Asalkan calon peminjam melakukan pengecekan dan menimbang-nimbang secara seksama.

Berikut ciri-ciri pinjol ilegal dan legal yang bisa diketahui, diantaranya: Pendirian pinjol atau fintech lending legal harus berdasarkan POJK 77/POJK.01/2016.

Sementara pinjol illegal akan menjadi sasaran empuk KOMINFO, Direktorat Cybercrime POLRI, dan SWI (Satgas Waspada Investasi).

Pinjol resmi sudah pasti terdaftar dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

OJK tidak segan mencabut izin pinjol jika menemui pelanggaran sehingga membahayakan banyak pihak termasuk pelanggan.

Pinjol berizin dan terdaftar OJK tentunya memiliki direksi dan komisaris.

Setidaknya mereka diwajibkan berpengalaman 1 tahun di level manajerial industri jasa keuangan.

Sehingga, sebelum menyelenggarakan pinjaman online, mereka tersertifikasi untuk mengelola bisnis.

Pinjol illegal biasanya menyewa gedung yang jauh dari pengetahuan masyarakat luas supaya tidak diendus oleh pihak berwajib.

Sementara lokasi kantor pinjol terdaftar dapat dengan mudah ditelusuri di internet.

Pinjaman illegal tidak meminta dokumen-dokumen penting untuk meminjam.

Sedangkan pinjol legal sedikit lebih ketat dengan mengadakan credit scoring untuk menentukan kemampuan finansial calon klien.

AFPI (Asosiasi Finance Pendanaan bersama Indonesia) mengeluarkan aturan terkait persentase bunga yang boleh dibebankan oleh pinjol kepada nasabah.

AFPI berada di bawah naungan OJK yang mewadahi pelaku usaha peer to peer (P2P) lending dan fintech pinjol.

Nominal pinjaman maksimal 0,8 persen setiap harinya dan 100 persen dari jumlah keseluruhan biaya dan denda.

Untuk menjadi seorang debt collector tidaklah sembarangan.

Tenaga penagih harus mempunyai kompetensi dan sertifikasi yang diterbitkan AFPI.

Mereka harus menjalankan tugas dengan mempertimbangkan kode etik, seperti bersikap manusiawi, sopan, tidak mengancam, dan tidak bertentangan dengan hukum.

Lembaga pinjol legal selalu mengedepankan aspek kenyamanan dan perlindungan konsumen.

Aplikasi pinjol hanya meminta akses mikrofon, kamera, dan lokasi pada smartphone kliennya.

Informasi diri tidak disalahgunakan untuk menuntut penagihan.

Jika ada pinjol yang sampai menghubungi teman atau bos, bisa dipastikan itu pinjol illegal.

Demikian informasi mengenai apa itu pinjol, jenis-jenis pinjol, dan cara membedakannya agar tidak merasa terjebak di kemudian hari.

Walaupun cepat dan mudah, Anda harus tetap waspada.

Jangan sampai Anda terbuai dengan janji manis pinjol sebelum mempelajari seluk-beluknya.

MELYNDA DWI PUSPITA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *